Lewat Seminar Internasional, UPN Veteran Jawa Timur Dorong Kerjasama Strategis Indonesia-Kuba

UPN Veteran Jawa Timur terus menunjukkan perannya sebagai institusi pendidikan yang aktif dalam memperkuat hubungan internasional melalui kegiatan akademik dan diplomatik. Salah satu inisiatif terbarunya adalah penyelenggaraan seminar internasional bertajuk “Penguatan Hubungan Bilateral Indonesia-Kuba di Bidang Ekonomi, Pendidikan, dan Kebudayaan,” yang digagas oleh Center of Latin America Studies (CLAS) UPN Veteran Jawa Timur. Dipimpin oleh Dr. Dra. Ignatia Martha Hendrati, ME, CLAS menunjukkan komitmen dalam menjembatani dialog strategis antara kedua negara yang telah menjalin hubungan diplomatik sejak 1960.

Seminar yang berlangsung di Gedung GKB 1 kampus UPN Veteran Jawa Timur ini menampilkan berbagai tokoh penting, seperti Duta Besar Kuba untuk ASEAN dan Indonesia, S.E. Sra. Dagmar González Grau, serta Duta Besar Indonesia untuk Kuba, H.E. Nana Yuliana, Ph.D. Acara ini juga semakin istimewa dengan kehadiran Priyo Iswanto, penulis buku “Diplomasi Tiga Zaman,” yang memberikan perspektif berharga tentang perjalanan diplomatik Indonesia dari era Perang Dingin hingga masa kini.

Dalam video sambutannya, Rektor UPN Veteran Jawa Timur, Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, MMT., IPU menegaskan pentingnya acara ini dalam memperkuat kerja sama bilateral antara Indonesia dan Kuba, terutama di bidang pendidikan, kebudayaan, dan ekonomi. Menurutnya, dialog seperti ini menjadi platform yang efektif untuk mengidentifikasi peluang dan tantangan yang dapat dihadapi oleh kedua negara.

Sementara itu, Duta Besar Kuba untuk ASEAN dan Indonesia S.E. Sra. Dagmar González Grau mengatakan hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Kuba secara resmi dibentuk pada 22 Januari 1960. Itu artinya, pada tahun 2025 nanti, hubungan ini akan berusia 65 tahun. “Selama 65 tahun hubungan, berbagai instrumen bilateral seperti perjanjian dan nota kesepahaman telah ditandatangani, terutama di bidang budaya, kesehatan, olahraga, pertanian, dan perdagangan. Namun, banyak dari instrumen ini belum dimanfaatkan secara maksimal,” kata Dagmar.

Ia mencontohkan dalam bidang pendidikan dan budaya, Kuba telah memberikan beasiswa kepada 16 mahasiswa Indonesia dari tahun 1972 hingga sekarang, yang meliputi tiga gelar dokter dan tiga gelar dalam bidang olahraga. Saat ini, tiga mahasiswa Indonesia masih belajar kedokteran di Kuba. “Meskipun Kuba menawarkan beasiswa untuk studi kedokteran setiap tahun, dalam tiga tahun terakhir, beasiswa tersebut belum dimanfaatkan. Makanya, ia mengajak untuk memanfaatkan peluang ini,” katanya.

Duta Besar Indonesia untuk Kuba H.E. Nana Yuliana, Ph.D juga menjelaskan bahwa Sejak 2010, telah ada enam Nota Kesepahaman (MoU) dan dua Surat Niat (LoI) antara kedua negara. Di antara kerjasama terkini adalah Letter of Intent mengenai Kerjasama Teknis yang ditandatangani pada 22 Januari 2024, serta MoU tentang kolaborasi ilmiah antara Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia dan Kementerian Sains, Teknologi, dan Lingkungan Kuba pada 22 September 2024.

“Selain itu, beberapa kunjungan penting telah dilakukan oleh para pemimpin kedua negara, termasuk kunjungan Presiden Abdurrahman Wahid pada 2000 dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2006, serta kunjungan menteri luar negeri kedua negara,” kata Nana Yuliana.

Menurutnya, Indonesia juga aktif berinvestasi di Kuba melalui Archipelago International, yang mengelola beberapa hotel di negara tersebut. Selain itu, terdapat kerjasama sosial dan budaya, termasuk pertukaran alat musik dan pelatihan bagi atlet tinju. Berbagai perjanjian telah ditandatangani, termasuk kerjasama teknis dan ilmiah, serta program beasiswa bagi mahasiswa.

Kuba menawarkan beasiswa medis kepada warga Indonesia, dengan sembilan mahasiswa telah menerima pendidikan di universitas Kuba. Saat ini, Pemerintah Indonesia berencana merenovasi dua sekolah di Kuba, yang diberi nama sesuai kunjungan Che Guevara. “Kami juga terus berinisiatif untuk meningkatkan konektivitas antara masyarakat kedua negara melalui program beasisiswa. Semoga hubungan bilateral Indonesia dan Kubu bisa terus diperkuat ke depannya,” pungkasnya.

Selain itu, acara ini juga menjadi ajang bagi UPN Veteran Jawa Timur untuk menunjukkan perannya dalam memfasilitasi diskusi internasional yang melibatkan pemangku kepentingan dari berbagai sektor. Ratusan mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia turut hadir, memperlihatkan bahwa UPN Veteran Jawa Timur juga menjadi pusat pembelajaran dan diskusi global yang dinamis.

Melalui inisiatif seperti ini, UPN Veteran Jawa Timur semakin memperkuat posisinya sebagai institusi yang tidak hanya berfokus pada pengembangan akademik, tetapi juga aktif dalam mendukung diplomasi internasional yang bermanfaat bagi masyarakat global.

Feedback

×

Atau mengajukan tiket :

Lapor